Kiprah Para Munafikin Kafirin Dalam Merusak Akidah Umat Islam

Allah membedakan kaum mukminin dari kaum munafikin dengan Amar ma’ruf nahi munkar.  Yang mukmin memerintahkan kebaikan dan mencegah kemunkaran (keburukan), sedang yang munafik sebaliknya. Yaitu saling memerintahkan berbuat kemunkaran (keburukan) dan melarang berbuat yang ma’ruf  (baik).  Allah Ta’ala berfirman:

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ أُولَٰئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. At-Taubah:71)

الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ ۚ نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ ۗ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma’ruf dan mereka menggenggamkan tangannya (berlaku kikir)]. mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik. (QS. At-Taubah:67)

Hal-hal yang merusak adalah keburukan. Kalau yang dirusak itu agama atau keimanan, maka itulah keburukan (kemunkaran) yang terbesar. Sehingga kemusyrikan adalah merupakan kemunkaran terbesar, karena merusak keimanan secara total. Demikian pula dosa-dosa besar dan segala maksiat adalah merusak keimanan. Dosa besar itu ada yang dapat merusak keimanan secara total sehingga sampai menjadikan imannya habis alias tidak punya iman lagi, yakni keluar dari Islam. Ketika seseorang berbuat syirik akbar (menyekutukan Allah dengan selain-Nya, misalnya menyembah berhala, menuhankan selain Allah Ta’ala dan sebagainya) maka rusak totallah imannya, dan keluar dari Islam.

Yang merusak keimanan secara total itu biasanya disebut pembatal-pembatal keimanan atau pembatal keislaman. Yang cukup menonjol ada 10.

Pertama, Syirik (menyekutukan Allah).

Kedua, murtad (keluar) dari Islam.

Ketiga, tidak mengkafirkan orang yang jelas-jelas kafir. Baik itu Yahudi, Nasrani (Kristen/Katolik), Majusi, Musyrik, Atheis, atau lainnya dari jenis bentuk kekufuran.

Keempat, orang yang meyakini bahwa petunjuk selain Nabi lebih sempurna daripada petunjuk beliau. Atau, meyakini bahwa hukum selain hukumnya lebih baik.

Kelima, orang yang membenci apa yang dibawa oleh Rasul Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Keenam, orang yang memperolok-olok Allah atau Rasul-Nya, Al-Qur`an, agama Islam, malaikat, dan para ulama yakni ilmu (Islam) yang dihasung ulama tersebut.

Ketujuh, sihir.

Kedelapan, membantu orang-orang kafir memerangi kaum muslimin.

Kesembilan, orang yang meyakini bahwa ada manusia yang boleh keluar dari syariat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Kesepuluh, berpaling dari agama Allah Ta’ala. (ini secara ringkas dari “Al-Qaulul Mufid fi Adillati At-Tauhid,” Syaikh Al-Washabi dari Yaman).

Rusaknya iman sampai total itu lebih berbahaya dibanding rusaknya harta, bahkan rusaknya badan. Karena seorang muslim walau sampai dibunuh, kalau imannya masih tetap, maka insya Allah masuk surga. Sebaliknya, walau badannya segar bugar, tapi kalau imannya dirusak, hingga hilang total, maka masuk kubur tidak akan mendapatkan surga, karena tidak ada lagi imannya itu. Oleh karena itu kejahatan terbesar di dunia ini adalah kejahatan yang merusak iman secara total itu. Karena mengakibatkan masuk neraka selama-lamanya.

Anehnya, terhadap kejahatan yang paling jahat ini justru tidak dibentuk penjaga-penjaga yang bertugas untuk menjagai. Sedangkan kejahatan yang tingkatnya biasa saja, misalnya yang dikhawatirkan akan merusak harta seperti kejahatan para maling, garong, copet, koruptor dan sebagainya sudah sejak semula ditugaskan ratusan ribu polisi sampai hansip sampai satpam dan sebagainya. Sampai di masjid-masjid pun ada penjaga sandal jepit.

Nilai Iman dianggap lebih rendah dibanding sandal jepit

Jadi di Indonesia ini, harga iman itu dianggap lebih rendah dibanding sandal jepit, sehingga tidak perlu dijaga. Justru yang diadakan adalah para pencopet iman, dengan dididikkan ke negeri-negeri kafir di Barat untuk belajar Islam tetapi kepada orang kafir, Yahudi dan Nasrani. Kemudian mereka pulang kembali dengan menggondol gelar doctor, lalu berdinas di tempat mengajar atau lembaga untuk memurtadkan, sebagaimana ajaran yang telah mereka usung dari guru-guru besar kafirin di Barat. Terjadilah pemurtadan besar-besaran di perguruan tinggi Islam se-Indonesia. (Masalah itu dapat dibaca di buku Hartono Ahmad Jaiz, Ada Pemurtadan di IAIN).  Tempo-tempo ada yang mencuat ke media massa seperti dosen mengajar di perguruan tinggi Islam dengan mempraktekkan menginjak lafal Allah dengan sengaja dan sebagainya. Itupun dianggap seakan biasa saja. Bahkan orasi mahasiswa IAIN (kini UIN) di Bandung dengan memberi aba-aba untuk berzikir dengan lafal “Anjing hu Akbar” pun masih dibela. Astaghfirullah… itu jelas penyebaran kekafiran terang-terangan.

Kenapa yang terjadi malah terbalik? Seharusnya kan sesuatu yang paling berharga yakni iman itu harus lebih dijaga. Kalau untuk menjaga harta dan semacamnya saja dikerahkan ratusan ribu polisi (kini jumlah polisi di Indonesia 345 ribu orang, berita 13 April 2012), dan masih belum cukup, masih pula dibentuk hansip, satpam, dan penjaga-penjaga sandal jepit di masjid-masjid, kenapa tidak dibentuk jutaan penjaga iman?

Ya itu tadi, karena nilai iman dianggap lebih rendah dibanding sandal jepit.

Lha kenapa iman itu sudah tidak ada yang dtugasi untuk menjagai, masih pula ditugaskan tenaga-tenaga khusus didikan guru-guru besar kafir Barat untuk menggarapnya? Ya tentu saja untuk memalingkan iman Ummat Islam.

Lha kenapa begitu?

Allah telah menjelaskan:

الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ ۚ نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ ۗ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma’ruf dan mereka menggenggamkan tangannya (berlaku kikir)]. mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik. (QS. At-Taubah:67)

Walaupun tidak ada yang ditugaskan untuk menjagai keamanan iman, tetapi kan sudah banyak petugas untuk urusan haji, urusan zakat bahkan tingkat nasional. Jadi berarti ya menjagain dong itu?!

Ya, itu menjaga memang, agar duit jangan sampai tidak bisa diraup. Mana-mana yang kira-kira ada duitnya, maka diadakan petugas bahkan lembaga secara khusus. Tetapi mana-mana yang tidak ada duitnya dalam mengurusi itu, misalnya mengurusi agar orang rajin shalat, kalau Ramadhan agar puasa, maka sama sekali tidak ada petugasnya, apalagi lembaga khususnya. Tidak ada. Kenapa? Karena tidak ada duitnya.

  • Amar ma’ruf nahi munkar membedakan mu’min dan munafik

  • Di Indonesia ini, harga iman itu dianggap lebih rendah dibanding sandal jepit

Jadi mereka sampai berupaya keras memurtadkan Ummat Islam itu juga demi duit?

Hus! Tidak usah tanya itu. Ada yang ditangkap oleh kaum Muslimin di Bandung, 3 orang yang sudah murtad, kemudian mengajak Ummat Islam dari Garut piknik ke Bandung, tahu-tahu dimasukkan ke gereja untuk dimurtadkan. 3 orang murtad itu ketika diusut Ummat Islam, dia mengaku diduiti 1.8 juta. Itu kasus recehan. (lihat: Biadab! Warga Muslim Garut Diajak Piknik ke Gereja untuk Dimurtadkan)

Yang tingkat kampung saja jelas karena duit, apalagi yang tingkat internasional.

Kalau semuanya demi duit, sedang iman dianggap nilainya lebih rendah dari sandal jepit, jadinya saya tidak dapat berfikir lagi.

Kenapa tidak dapat berfikir? Bukankah kita sering mendengar bahwa orang mudah saja keluar dari Islam hanya karena sejumput makanan? Bukankah sering terdengar, perempuan Muslimah mau dinikahi lelaki kafir hanya karena si kafir itu kaya? Dan bahkan orang-orang bertitel professor doctor intelektual pemimpin ini dan itu dengan mudahnya mencopot imannya diganti dengan kemusyrikan baru yang mereka sebut pluralism agama menyamakan Islam dengan agama kekafiran hanya agar mendapatkan jabatan. Bahkan lebih buruk dari itu, baru melamar agar mendapatkan jabatan kepala daerah dan semacamnya, imannya sudah dijual kepada orang kafir, dengan wala’ (setia, loyal) kepada orang kafir, demi suara yakni harapan untuk dipilih oleh pihak kafir. Padahal Allah Ta’ala menegaskan:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi teman setia(mu); mereka satu sama lain saling melindungi. Barang siapa diantara kamu mengambil mereka sebagai teman setia, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zhalim.” (QS. Al-Maidah: 51)

Mereka bertingkah seburuk itu juga demi duit. Mereka tidak tahan uji. Mereka tidak menggubris peringatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

Sesungguhnya setiap ummat memiliki ujian, dan ujian ummatku adalah harta. (HR At-Tirmidzi, ia berkata ini hadits shahih gharib).

Demi duit, kemudian mereka berperan meremehkan keimanannya sendiri, tidak sayang-sayang, dan selanjutnya mendukung bahkan mengusung apa saja yang merusak Islam demi meraih simpati dari kafirin baik Yahudi, Nasrani, musyrikin, maupun kafirin yang berkedok Islam yakni Syi’ah (Rafidhah) yang dianggap punya wewenang, wibawa, sesuatu yang diharapkan, hubungan secara internasional dan sebagainya.

Oleh karena itu musuh Ummat Islam yang paling berbahaya adalah orang-orang munafik. Mereka itu merusak Islam secara total dan bekerjasama dengan kafirin internasional, yahudi, Nasrani, Musyrikin, Komunis, Pluralism Agama, Syi’ah, Ahmadiyah, pemuja setan, pemeran dan praktisi porno, seks bebas, homo lesbi dan lainnya. Dan di antara mereka ada yang secara terus terang, tidak mengkhawatirkan iman wadyabalanya, walau didatangkan Lady Gaga dedengkot pemuja setan lagi porno sekalipun. Iman wadyabalanya tidak akan tergoyahkan, katanya. Padahal sebelum Lady Gaga dedengkot porno lagi penyembah setan, dan Irshad Manji dedengkot lesbi penghina Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan pendukung Salman Rushdie (penghina Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) itu didatangkan pun wadyabala yang dijamin imannya oleh Said Aqil Siradj ketua umum NU  itu di daerah-daerah remajanya saja dikhabarkan (diduga) sudah banyak yang zina, sedang orang tuanya kemungkinan banyak yang main santet alias sihir yakni kekufuran, main dukun dan sebagainya. Jadi didatangkan pemuja setan dan seks bebas ya klop lah. Sama jurusannya dalam hal tidak sayang-sayang dengan iman.

Di situlah letak benarnya firman Allah. Yang mu’minin  mu’minat menyuruh kebaikan dan mencegah kemunkaran. Sedang yang munafiqin munafiqat menyuruh keburukan dan mencegah kebaikan.

Hidup satu kali saja kok ya jadi munafik to ya. Apa gunanya, jadi pejabat atau pemimpin ormas dan sebagainya kalau yang dijalankan adalah merusak agama Ummat.

Kepada mereka itu, cukuplah ancaman ayat Allah ini:

138. Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih,

139. (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.

140. Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam. (QS An-Nisaa’: 138-140).

Itulah kabar “gembira” dari Allah Ta’ala terhadap mereka yang selama ini menyusahkan Ummat Islam dengan aneka kiprah jahatnya.

[Sumber]

About me, myself n i

ingin orang lain mengetahui apa yang perlu diketahui..

Tinggalkan komentar