Urgensi Aqidah Islamiyah

aqidah

Berapa banyak anak yang terlahir dari keluarga muslim hingga saat ini tumbuh dengan nilai-nilai yang jauh dari islam. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang tidak mengerti dan mengetahui hakikat agama dan ajaran yang mereka anut selama ini. Lebih ironis lagi jika kita mendapati seseorang yang berlabelkan muslim, tetapi mengucapkan sesuatu atau melakukan perbuatan tertentu yang pada kenyataannya menyimpang dan keluar dari rambu-rambu yang telah ditetapkan Islam.

Khususnya didalam masalah aqidah atau keyakinan yang menjadi prinsip dasar dan baku serta merupakan asas mutlak bagi setiap individu muslim. Mengapa aqidah? Aqidah merupakan refleksi seluruh amalan yang kita kerjakan. Gambaran nyata lurus atau tidaknya agama seseorang. Cerminan ketaatan dan ketundukan seorang hamba dihadapan Robbnya. Alloh Ta’ala berfirman :

وماَ خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُوْنَ

“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku “(QS Adz-dzariyat:56)

Ibadah bukan hanya sekedar kata yang mudah dilafazkan lisan ataupun didengungkan di telinga. Namun memiliki kandungan dan makna yang dalam. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mendefinisikan makna ibadah :

“اسْمٌ جَامِعٌ لكلّ مَا يحبهُ الله وَ يَرْضاهُ مِنَ الأقوالِ وَ الأفعالِ الظَّاهرةِ وَالباطِنَةِ “

“Nama yang mencakup segala sesuatu (hal) yang dicintai dan diridhoi oleh Alloh baik yang berkaitan dengan ucapan ataupun perbuatan baik yang dhohir (terlihat) ataupun yang batin (tersembunyi).”

Namun sayangnya,kebanyakan kaum muslimin hari ini tidak memahami dan mengetahui betul definisi tersebut. Padahal sebagaimana kita ketahui ibadah merupakan tujuan mendasar dan alasan utama diciptakannya jin dan manusia sebagaimana disebutkan dalam ayat diatas.

Tauhid Adalah Dakwah Para Nabi dan Rosul

Memang kehidupan jin dan manusia tidak pernah lepas dari keterikatan ibadah. Sampai-sampai Alloh Ta’ala mengutus para rosul kepada umat-umat sebelum kita dengan membawa risalah yang agung dan mulia ini, berupa upaya meluruskan dan memurnikan kembali aqidah mereka serta ajakan untuk mentauhidkan Alloh Ta’ala dengan sebenar-benarnya tauhid. Alloh Ta’ala berfirman :

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُوْلٍ إِلَّا نُوْحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُوْنِ 

“Dan tidaklah kami mengutus rosul sebelum kamu melainkan kami wahyukan padanya bahwasanya tidak ada sesembahan (yang patut disembah) kecuali Aku, maka sembahlah Aku “ (QS Al-Anbiya : 25)

Dan firman-Nya:

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُوْلًا أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَ

“Dan sungguh telah kami utus seorang kepada setiap umat, hendaknya kalian menyembah Alloh dan menjauhi thoghut” (QS An-Nahl : 36)

Diantara para rosul yang diutus oleh Alloh Ta’ala adalah Nuh ‘alaihissalam yang berusaha keras mengajak kaumnya agar beribadah kepada Alloh semata dan meninggalkan jauh-jauh kesyirikan dan kekufuran yang mereka lakukan.

Demikian pula yang dilakukan oleh penutup para nabi dan rosul, Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam. Perjuangan beliau yang gigih untuk menyeru dan mengajak manusia untuk mentauhidkan dan mengesakan Alloh serta memurnikan ibadah hanya kepada-Nya.

Dakwah beliau selama 13 tahun di Mekkah dipenuhi dengan cobaan, rintangan,dan gangguan yang datang bertubi-tubi dari kaum Quraisy, sampai memaksa beliau untuk berhijrah ke Madinah.

Semua itu beliau lakukan demi menolong dan menegakkan agama ini serta menyelamatkan umat manusia dari kesyirikan dan kekufuran yang menjadi sebab utama rusaknya ibadah dan menjauhnya hamba dari Robbnya yang pada akhirnya akan menyeret ia kedalam api neraka wal ‘iyadzu billah.

Kemudian diantara keutamaan aqidah yang selamat dan lurus serta bebas dari kotoran syirik dapat kita lihat dari hadits Rosulullah shollallohu ‘alaihi wasallam berikut ini. Rosulullah shollallohu ‘alaihi wasallam  bersabda:

َنْ لَقِيَ الله لاَ يُشْرِكُ بِهِ شيْئًا دخلَ الجنَّةَ وَمَنْ لَقِيَهُ يُشْرِكُ به شيئًا دخلَ النارَ

“Barang siapa yang menjumpai Alloh dalam keadaan tidak menyekutukan-Nya,maka ia akan masuk surga dan barang siapa yang menjumpai Alloh dalam keadaan menyekutukan Alloh, maka ia akan masuk neraka”

Bukankah cita-cita tertinggi dan mulia seorang hamba adalah surga? Dan bukankah puncak kenikmatan adalah tatkala melihat wajah Alloh Ta’ala serta merasakan apa yang belum pernah dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga tatkala didunia? Betapa seringnya kita terlenakan oleh kehidupan dunia yang fana lagi menipu ini. Apakah kita lupa dengan firman Alloh Ta’ala :

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُوْن () إِلاَّ مَنْ أَتَى اللهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ

“Hari dimana tidaklah bermanfaat harta dan anak-anak. Kecuali orang yang menjumpai Alloh dengan hati yang selamat.” (Asy-Syu’aro :88-89)

Ya. Dengan hati yang selamat. Hati yang lurus dan bersih, yang selalu diterangi cahaya tauhid dan iman. Yang senantiasa menjauh dari kesyirikan dan seluruh sarana yang menghantarkan kepadanya. Hingga sang pemiliknyapun merasa takut amalannya akan terhapus sia-sia akibat terkontaminasinya hati dengan kesyirikan.

Alloh Ta’ala berfirman yang artinya : “Dan seandainya engkau berbuat syirik, maka akan gugurlah amalanmu dan engkau akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (QS Az-Zumar :65).

Oleh karena itu, kewajiban yang dibebankan pertama kali oleh Islam kepada pemeluknya adalah mengetahui dan mempelajari dengan benar hal-hal yang berkaitan dengan aqidah serta apa saja yang dapat membatalkan aqidah itu sendiri. Inilah yang menjadi penentu benar atau rusaknya amalan seseorang serta diterima atau tidaknya disisi Alloh.  Alloh Ta’ala berfirman:

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا الله وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ

“Ketahuilah bahwasanya tidak ada sesembahan yang patut disembah kecuali Alloh dan mintalah ampun atas dosamu.” (QS Muhammad : 19)

Penutup

Maka hendaknya kita membuka lebar-lebar mata kita dan memasang telinga kita untuk ilmu. Dalamilah aqidah dan pelajarilah dengan benar. Kenalilah agama ini dengan cara yang mudah. Bukan dengan cara atau metode yang sulit, yang menyesatkan dan membingungkan seseorang untuk lebih mengenal Islam. Berpegang teguhlah dengan Al-Quran dan As-Sunnah sebagaimana para sahabat Nabi  beragama dengan keduanya. Kebahagiaan seseorang di dunia dan di akhirat tergantung pada lurus atau tidaknya aqidah yang ia miliki.

Yakinlah, dengan kembali dan berpegang teguh serta konsekuen dengan Kitabullah dan sunnah nabi-Nya, merupakan kunci sukses kehidupan dan solusi perbaikan umat. Wallohu A’lamu bishshowab.

About me, myself n i

ingin orang lain mengetahui apa yang perlu diketahui..

1 thoughts on “Urgensi Aqidah Islamiyah

  1. Ping-balik: AQIDAH | ideabigbang

Tinggalkan komentar